SEJARAH PENYELIDIKAN DAN PENEMUAN GENDANG GANGSA DI INDONESIA (HISTORICAL RESEARCH ON THE FINDINGS OF BRONZE DRUM IN INDONESIA)

Adnan Jusoh

Abstract


Abstrak 

Artikel ini memfokuskan tentang salah satu budaya kebendaan di Indonesia iaitu gendang gangsa. Objek yang diperbuat daripada beberapa komponen logam ini telah ditemui di beberapa lokasi di Asia Tenggara dan China. Di samping fungsinya yang pelbagai, rupa bentuk objek ini juga unik dan dihiasi dengan motif hiasan yang unik.  Objektif artikel ini adalah untuk membincangkan perkembangan sejarah penyelidikan dan penemuan gendang gangsa di negara Indonesia. Realitinya pengetahuan orang awam mengenai perkembangan gendang gangsa di Indonesia amat terhad disebabkan oleh kekurangan informasi. Sehubungan itu, dalam usaha untuk menyiapkan artikel ini, pembacaan dan rujukan dilakukan dengan menelaah sejumlah buku dan artikel yang berkaitan dengan gendang gangsa di Asia Tenggara dan China. Hasil penelitian mendapati terdapat tiga (3) jenis gendang gangsa yang ditemui di Indonesia iaitu jenis gendang gangsa yang sering ditemui di Asia Tenggara dan China, gendang Moko dan gendang Pejeng. Penemuan gendang gangsa di Indonesia melibatkan klasifikasi daripada jenis Heger I dan Heger VI. Objek ini dikategorikan barang import dari luar dan dikaitkan sebagai tinggalan masyarakat zaman Logam. Sementara gendang Moko dan gendang Pejeng pula merupakan produk yang dihasilkan untuk kegunaan oleh masyarakat tempatan terutama di Pulau Alor dan Bali. Pembuatan gendang Moko dan gendang Pejeng dipercayai dihasilkan pasca zaman kerajaan Majapahit pada abad ke-13 Masihi, malahan masih lagi dihasilkan hingga permulaan abad ke-20 Masihi. Secara keseluruhannya, penemuan gendang gangsa di Indonesia amat penting dalam menjelaskan hubung kait antara masyarakat tempatan dengan dunia luar. Di samping itu ia juga akan menyerlahkan tradisi penggunaan objek tersebut dalam kalangan masyarakat tempatan yang telah berkembang semenjak ratusan tahun dahulu sehingga kini 

Kata kunci: Zaman Logam, Indonesia, motif, Moko, Pejeng, gendang gangsa

 

 Abstract 

This article focuses on one of the materialistic cultures in Indonesia that is the bronze drum. This object is made from a few components of metals found in a few locations in Southeast Asia and China. Apart from its various functions, the design of the bronze drum is unique in terms of decorations and motifs. The objective of this article is to discuss the developments of historical research and the findings of the bronze drum in Indonesia. In reality, the knowledge of the public on the development of the bronze drum in Indonesia is limited due to the lack of information. In the efforts to complete the article, in-depth readings and references are made from a number of books and articles in relation to the bronze drum in Southeast Asia and China. As a result of the research, three (3) types of bronze drum are found in Indonesia that is the type of bronze drum normally found in Southeast Asia and China, the Moko and Pejeng drum. The findings of bronze drums in Indonesia involved classification from Heger I and Heger VI types. These objects are categorized as an import material from other regions related to the remnants of the Bronze Age. However, the Moko and Pejeng drum are the product to be used by the local society especially in Pulau Alor and Bali. It is believed that the making of Moko and Pejeng drum is the product of the Kingdom of Majapahit in 13th Century AD and in fact it was produced up to the beginning of 20th Century AD. In conclusion, the findings of the bronze drum in Indonesia are important in explaining the relations between the local societies with the outside world. On the other hand, it also explained the tradition of the usage of the objects in the local society since hundreds of years till the present time. 

Keywords: Bronze Age, Indonesia, motifs, Moko, Pejeng, bronze drum

Full Text:

PDF

References


Adnan Jusoh. 2021. Sejarah penyelidikan dan penemuan gendang gangsa di Laos. Jurnal Arkeologi Malaysia 34(1):1-14.

Adnan Jusoh. 2020. Gendang gangsa di Asia Tenggara dan China berdasarkan klasifikasi Franz Heger. Jurnal Arkeologi Malaysia 33(2):91-104.

Adnan Jusoh. 2014. Gendang Dongson di Semenanjung Malaysia: Asal usul dan signifikan. Batu Pahat: Penerbit UTHM.

Anak Agung Gd Raka. 2016. Konstribusi nekara ‘Bulan Pejeng’ dalam pengembangan pariwisata international. Dlm. I Ketut Ardhana, Yekti Maunati, Micheal Kuhn, Nestor T. Castro, Diane Butler & Slamat Trisila (Eds.). Proceedings International Conference. Hlm. 283-294. Bali: Faculty of Cultural Sciences and Humanities-Udayana University.

Argo Twikromo & Tanspiosa Riomandha. 2014. Moko Alor: Aktualisasi dari masa ke masa. Jakarta: Museum Nasional Jakarta. Kota Kupang & Kabupaten Alor.

Bintarti, D.D. 2008. Nekara perunggu dari Yunna sampai Irian Jaya. Dalam Kasniwiharjo, Gunadi dan Atmosudiro, Sumijatu (Eds). 2008. Prasejarah Indonesia dalam lintasan Asia-Tenggara-Pasifik. Hlm.143-148. Yogjakarta: Asosiasi Prehistorisi Indonesia.

Callenfels, P.V. van Stein. 1961. Pedoman Singkat Koleksi Prasdjarah Museum Pusat Lembaga Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Proyek Rehabilitasi & Perluasan Museum.

Bintarti, D.D. 2001. Nekara tipe Pejeng: Kajian banding terhadap nekara tipe Heger I. Disertasi, Universitas Gadjah Mada.

Edwards, M.E. 1994. The Sambas Hoard: Bronze drums, and gold ornaments found in Kalimantan in 1991. JMBRAS.

Gede, D.K. 1995. Fungsi Moko dalam kehidupan masyarakat Alor. Forum Arkeologi II: 72-83.

Hafiful Hadi Sunliensyar. 2017. Prospek penelitian artifak perunggi temuan Kerinci melalui analisis metalurgi. Siddhayatra 22(2): 89-106.

Haryono, Timbul. 2001. Logam dan Peradaban Manusia. Yogyakarta: Phylosophy Press.

Hendri A.F. Kaharudin. 2019. Kelahiran arkeologi Indonesia di Ilmu Sosial dan perkembangan ke Ilmu Alam. HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah 3(1): 21-32.

Heekeren, H.R. van. 1985. Nekara-nekara Perunggu. AMERTA. 2. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.

Kempers, B.1988. Kettledrums of Southeast Asia. Rotterdam: A.A Balkema Publisher.

Kempers, B. 1959. Ancient Indonesia art. Amsterdam: C.P.J. Van Der Peet.

KOMPAS.com., 22 Januari 2021.

KOMPAS.com., 21 November 2016.

Leong Sau Heng. 1998. Some observations on a newly found Dongson type bronze kettledrum from Selangor. Jurnal Seri Alam 4: 1-18.

Li Fuqiang. 2014. Bronze drum of China-Southeast Asia (Laos Vollume). China: Centre for ethnic studies, Guangxi University for Nationalities and Guangxi People’s Publishing House Co. Limited.

Purwanti, Retno. 2016. Nekara perunggu di Kerinci. Dlm. Nurhadi Rangkuti (Ed.). Kerinciku Kerincimu: Dataran Tinggi Jambi dalam perspektif arkeologi. Indonesia: Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Penerbit Ombak.

Soejono, R.P. 1977. Jaman Pra-sejarah DiI Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soejono, R.P. 2002. The role of Prehistoric bronze drums in Indonesia. Kertas Kerja International seminar on Dongson Culture and tradition in Southeast Asia. Muzium Negeri Terengganu, Malaysia. 14-17 Januari.

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan 1. Yokyakarta: Penerbit Kanisuis.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.



IKATAN AHLI ARKEOLOGI MALAYSIA

d/a Institut Alam dan Tamadun Melayu
Universiti Kebangsaan Malaysia
43600 UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia
Tel: +60 3 8921 5280